United State of Indonesia? Republik Indonesia Serikat abad 21
Sebenarnya ini
negara merdeka atau negara jajahan. Kusut. Bagaimana bisa negara ini disebut
merdeka dan berulang tahun yang ke-70. Sebelah barat sana, gerakan saparatis
telah menjelma menjadi kekuatan resmi dan dibuatkan rumah bak istana di
Belanda. Berlandaskan sejarah yang kuat, mereka tak sudi bercampur hukum dan
becampur adat dengan daerah lainnya. Maklumlah, baru tahun 2005 mereka merdeka
dari Indonesia, setelah sebelumnya sibuk saling hujam dengan para militer dari
tanah Jawa. Apakah karena mereka memang tak merasa senenek-moyang? tak merasa
sedarah daging? rasanya sulit membuat mereka dipimpin oleh ketua negara bernama
Presiden yang meja kerjanya di pulau Jawa sana. Aceh bagi Indonesia, tapi
Negeri Aceh Darusalam bagi pemilik tanahnya. Negeri dalam negeri, yang sampai
sekarang masih tak terlihat jelas batasan keistimewaannya. Jika tak diberi
perbedaan, apalah arti sematan Daerah Istimewa Aceh, tapi jika mereka berbeda,
baik memiliki bendera sendiri, polisi syariat sendiri, dan hukum anti ngankang
pun dianggap salah. Itu baru Aceh, lain lagi halnya dengan Kalimantan. Mereka
berbahasa melayu layaknya warga malaysia, televisi yang mereka tonton, lagu
yang mereka dengar, dan berita yang mereka tangkap dari frekuensi radio adalah
milik negara Jiran, Malaysia. Jelas malaysia lebih sekandung dengan mereka,
dapur mereka lebih dekat dengan pusat pemerintahan Malaysia dibanding dengan
negaranya sendiri. Oh, negara tetangga itu juga yang dari dulu selalu bersiteru dengan Indonesia,
padahal jika Indonesia mengumpat, malaysia jelas paham umpatan itu, begitu juga
sebaliknya. Kalaulah bahasa saja hampir mirip, perangai mirip, adat istiadat
mirip, inilah yang dinamakan saudara seper-iri-an. Salah satu diantara dua
negara itu, yang negaranya kalah maju, pasti penuh prasangka dan kebencian,
sedangkan negara yang lebih maju, menghina dina, menganggap negara yang
satunya, kebetulan negeara Indonesia, lumbung para pembantu, pencetak manusia
kelas dua yang seakan-akan sah mereka setrika dengan gosokan dan mereka lecehkan.
Mata uang didaratan terluar kalimantan bukan rupiah, melainkan ringgit.
Tanyakan pula siapa presiden Indonesia, lagu-kebangsaan Indonesa, atau peta
Indonesia di dunia. Maka mereka akan lebih mudah menyebut Presiden Malaysia,
lagu malaysia, dan artis malaysia. Karena malaysialah kehidupan mereka. Bukan
Indonesia.
Kembali ke
Sumatra, yang disebut sebagai pulau perca pada masanya. Riau, letaknya yang
lebih dekat dengan Malaysia dan Singapura. Kau tau apa jadinya sekarang?
Terjadi kebakaran hutan. Kebakaran itu bukan hanya berdampak di Indonesia,
tetapi sudah sampai didaratan Malaysia dan Singapura. Melumpuhkan negara
termaju di Asia tenggara, Singapura. Inilah awal dari ketidak pedulian kita,
dijajah api negeri sendiri. Padahal air di Indonesia bukan main banyaknya, tak
cukup banyakkah memadamkan apinya? Dibantu negara lain tak mau, tapi memadamkan
sendiri tidak mampu. Menyebut negara lain kekanak-kanakan. Padahal, kitalah
yang kekanak-kanakan. Ibarat kata, kita bakar halaman rumah kita, sampai
asapnya membumbung ke halaman rumah orang. Tetangga menyatakan ketidaknyamanan
asapnya, dan menyampaikan dengan tegas untuk memberikan hukuman apabila salah
satu anaknya yang menjadi penyebab kebakaran itu. Tapi tersentaklah sang
Perdana Menteri Singapura, yang dicap kekanak-kanakan. Alangkah ngeri perilaku
kita ini. Sudah tak mampu menjaga anak sendiri, menjaga tanah sendiri, masih
pula sempat-sempatnya menyebut tetangga yang jadi korban itu kekanak-kanakan.
Lantas, apa yang dewasa itu adalah yang negeri ini lakukan dari dulu?
Pembabatan hutan serakus mungkin, tebang hutan seperti cukur kepala botak.
Berfikir pohon akan tumbuh lebih cepat dengan pembacaan tahlilan. Biarlah
statistik menjelaskan bukti berapa hektar hutan kita hilang dalam sehari.
Berapa banyak perusahaan asing yang berjabat tangan dan menyelipkan uang kepada
tangan-tangan panas pemegang negeri ini.
Negeri ini,
tidak lain adalah kumpulan tanah-tanah yang masih dijajah sampai saat ini. Negara
ini, tidak lain adalah perkelahian antar pemilik bendera yang mereka sebut
partai. Negara ini, tidak lain adalah lanjutan dari apa yang belanda lakukan
untuk Indonesia. Hanya saja, dibuat mendayu-dayu oleh televisi murahan yang
hidup dari pemilik partai.
ini apa?
hanya sebuah pemikiran tanpa daftar pustaka.
membayangkan seandainya Bengkulu tidak ditukar oleh Singapura.
Tentu saat ini saya bukan orang Indonesia.
catatan jaman kapan tau.
catatan jaman kapan tau.
diikutkan ini aja tik http://www.info-lomba.com/2013/12/kompetisi-blog-kaum-muda-bicara.html mana tau untung. hehew,
BalasHapus