Keep Walking, Tika!


Hari ini, setelah terlalu sedih dengan salah satu postingan teman di FB yang seakan mementahkan kampanye saya soal donor organ. Dan tercium sedikit horror membicarakan soal transplantasi. Saat ini, disaat saya sedih dengan realitas bahwa transplantasi masih dianggap tidak etis dan HARAM, salah satu dokter senior, punggawa dokter spesialis penyakit dalam, sub spesiallis KGH di Salah satu rumah sakit terbesar di Yogyakarta, merespon positif cita-cita saya.

I am just so happy and sad in the same time.

Saya memang harus jalan terus, saya harus mencoba menapikan orang orang yang mungkin beranggapan kalo saya terlihat egois. Egois karena tidak menerima sakit ini sebagai jalan kematian. But, I need to say, kalo saya sudah cukup bersyukur dengan kondisi saya saat ini. Sangat amat bersyukur. Anda bisa lihat itu di mata saya. Tapi, saya merasa kalau saya tidak boleh berhenti sampai disini. Saya harus berbuat sesuatu untuk ratusan ribu orang yang sekarang sedang berjuang dengan rasa sakitnya. Saya harus melakukan sesuatu, walaupun mungkin akan terdengar seperti koar koar tidak jelas.

Saya tahu persis, banyak yang pro dan kontra walaupun secara mata hukum donor organ merupakan hal yang legal. Saya bertanya dengan sang dokter. Apa menurutnya kampanye saya terlalu sia-sia? Siapa yang harus saya gandeng untuk mencoba mewujudkan cita cita saya? Cita-cita agar ada banyak orang yang teredukasi dan memilih untuk menjadi donor organ hidup maupun cadaver? Cita cita saya agar mereka yang sakit ginjal kronis bisa memiliki harapan hidup yang lebih baik? Cita cita saya agar mereka terlepas dari tusukan jarum fistula yang besar yang membuat mereka bertahan hidup dari senin ke kamis, kamis ke senin? Cita cita saya agar ada kartu donor organ di Indonesia? Sampai saat ini, saya belum memiliki tempat diskusi yang tepat, hingga akhirnya sang dokter itu merespon pesan saya dan menyambutnya dengan positif. Dan, hanya Allah yang tahu betapa bahagianya saya saat ini.

Saat ini saya kembali bersemangat, dan menemukan alasan yang lebih kuat dari sebelumnya untuk mengkampanyekan donor organ. Bahwa masyarakat Indonesia memang butuh edukasi mengenai hal ini. Bagi saya, ini perkara penting, mendesak. Dan saya akan mulai dari diri saya sendiri, mulai saat ini, dan dari hal kecil. 


"Siapaun anda, saya mengajak anda untuk sesekali datanglah ke ruang hemodialisa(ruang cuci darah) di rumah sakit terdekat. Anda akan melihat begitu banyak jiwa-jiwa hebat disana. Dan semoga ini sebagai pengingat atas rasa syukur kita kepada Allah. Dan, jika ada waktu senggang, silahkan baca kenapa di negara negara Islam lainnya transplantasi menjadi legal, oh, ya, sebenarnya di Indonesia juga legal, dan sudah ada aturan hukumnya. Dan saya tidak lupa berdoa, bahwa semoga ilmu kedokteran semakin canggih dan suatu saat menemukan pengobatan yang lebih baik, efisien, dibanding transplantasi."
Salam hangat,
Saya, Tika Musfita.
satu dari ratusan ribu Pejuang Gagal Ginjal Kronis di Indonesia. smile emoticon


Komentar

  1. Hai Tika.. thanks buat tulisannya. Perkenalkan aku Retno, pasien hemodialisa, baru mulai pertengahan Desember 2015. Tetap menulis ya, Tika. :)

    BalasHapus
  2. Hai Tika.. thanks buat tulisannya. Perkenalkan aku Retno, pasien hemodialisa, baru mulai pertengahan Desember 2015. Tetap menulis ya, Tika. :)

    BalasHapus
  3. Hi tik, gmn kbrny? Msh capd ato uda cangkok ginjal?? Ak tgl 22 ne mau operasi psg capd, stlh 2 tn cuci darah.. klo bisa share pengalaman nya sehari hari pake capd..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer