Catatan 2 tahun mendatang


Imamku,
Aku memilihmu menjadi partner hidupku. Mempercayaimu memilih arah untuk kita berdua. Kau menarik tanganku menuju kesebuah pusat kota. Kita memasuki berbagai toko kecil yang lucu. Kau menarik pintu dan kursi untuk mempersilahkanku lebih dulu. Disana, kita bersama mencicipi setiap macam rasa di meja.

Kita menertawakan setiap peristiwa. Mengenangnya sebagai sebuah romantisme cinta. Kau mengulang lagi setiap cerita kita. Mengucapkannya dengan semua kerinduan untuk kembali mengulangnya. Merayakan bagaimana hebatnya Tuhan menyatukan hati kita pada kali pertama. Kau memegang tanganku dan berterima kasih. Aku membalas genggamanmu dan kuisyaratkan bahwa akupun merasa sama.

Imamku,
Kau mengajakku keluar dan menikmati gerimis yang manis. Hanya sejenak berteduh untuk kembali bertanya, Siapkah kita melewati kehidupan gerimis ini? Sebagaimana tuhan pertemukan kita dimusim hujan. Dengan pandangan yang kabut dan rasa dingin yang menggigil. Serbuan perihnya hujan yang jatuh kemuka dan percikan mobil dijalanan yang semena mena. Kau ingatkan aku bahwa mungkin kita tidak bisa selamanya berteduh, kita harus terus jalan tanpa jas hujan, tanpa payung. Kita harus menikmati hujan. Kau merangkul bahuku dan mencoba menghangatkannya. Aku menatapmu dan kukatakan bahwa aku akan mengeringkan setiap baju dan menyelimutimu sepanjang malam.

Imamku,
Mungkin akan kita temukan jalan dengan banyak simpang yang tiada tanda. Kau bisa bertanya tentang kemana yang lebih kusuka, dan kau bisa jelaskan padaku dimana jalan yang kau anggap penuh bunga. Jika pun harus bertemu beberapa serangga dan lubang genangan, aku tetap akan mengikutimu.

Imamku,
Jika nanti salah satu kakiku lelah, maka minggirlah sejenak dan biarkan pondok kecil menjadi pemberhentian sementara. Namun jika saat itu kau harus terus melaju, aku menunggu di pondok kecil ini sampai kau kembali menjemputku. Karena aku tidak memintamu untuk selalu disampingku. Pergilah, lalui siangmu dengan merindukanku.

Imamku,
Sepanjang jalan pulang dari menjemputku, berceritalah tentang setiap kebahagianmu. Ceritamu dan latar senja adalah kesukaanku. Dengan sisa gerimis yang kita injak di rerumputan, kita merencanakan kembali, kemana kita akan pergi esok hari. Pergi untuk menjadi cerita dikemudian hari.



Sebuah catatan,
ditulis dua tahun dari hari ini,
persis ketika diluar sedang gerimis, manis.

Komentar

  1. hihiii... ini gara gara degerin lagu Ariana Grande.. hwekek :p kepengen Lia? hihiii...

    BalasHapus
  2. Shinta.. kau sampe mimisan? hwekeke

    In.. kau ngapo aw aw? kau Imam nyo loh, hahaha :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Okeeh aku jadi imam,
      *nyembah pohon cengkeh* *sesat* hahaha

      Hapus
    2. Okeeh aku jadi imam,
      *nyembah pohon cengkeh* *sesat* hahaha

      Hapus
    3. Okeeh aku jadi imam,
      *nyembah pohon cengkeh* *sesat* hahaha

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer