Masalah?

Memahami perasaan orang lain adalah ilmu yang tidak bisa kita pelajari dengan sederhana.

Bagaimana mengganti posisi kita sebagai aktor yang ingin kita coba pahami.

Jelas refleksitas adalah tools yang paling tepat untuk dijadikan petunjuk awal dalam memaknai sudut pandang orang lain. Kedewasaan adalah cerminan dan kriteria paling ideal untuk menguasai pemahaman terhadap orang lain. Dalam bersosialisasi, tentu kita dituntut untuk bisa memiliki lebih dari satu minded. Karena dengan begitu, kita tidak dengan cepat menganggap orang lain bisa mengerti kita, memahami kita, dan menganggap tindakan kita benar. Karena setiap kepala memiliki imajinasi pemahaman yang berbeda.

Dalam sosialisasi, judgement adalah hal paling rendah yang dilakukan secara personal. Sebusuk busuk perbuatan dalam sosialisasi adalah menyematkan suatu identitas negatif terhadap aktor sosialisasi. Bagaimana mungkin seseorang bisa nyaman bersosialisasi saat judgement telah mewarnai lingkungan itu.

Belum lagi masalah bagaimana seseorang merasa akan terus terusan untuk dimaklumi. Hal paling aneh adalah mempermainkan dan mempercayai pikiran pikiran masing masing yang sudah pasti berdampak buruk dengan orang lain. Bagaimana mungkin tidak ada tegur sapa ketika kita sama sama tahu bahwa tidak menegur adalah hal yang bisa menyakitkan. Bagaimana mungkin kita tetap bertahan dengan penjagaan imej ketika angkuh dan sombong itu bisa melukai orang lain?

Belum lagi orang yang selalu datang dengan berbagai alasan. Okelah kalau alasannya bisa diterima, tapi bagaimana bisa menghancurkan semua barang didepan mata kemudian merasa bahwa itu hanya sebuah kekhilafan.

Ini masalah. Dan masalah yang pembelajarannya seumur hidup. Tapi bukan berarti harus jatuh dilubang yang sama berkali-kali.