Surat untuk Mereka yang aku cintai.

Kalau saja aku adalah anak rantau 30 tahun yang lalu..mungkin inilah caraku berkirim salam pada orang tua..

Assalamu’alaikum…

Kutitipkan do’a selamat dan peluk erat untuk mama dan ayah yang sedang membaca tulisan anaknya yang jauh ditanah rantau.

Belumlah genap sebulan anakmu ini kembali merantau..tapi sudah terasa berabad lamanya. Kemaren, semua masakan yang dibawa dari rumah lenyap 2 hari..sambal duren yang sudah 3 bulan mama simpan untuk diolah tepat ketika aku pulang, mujair pedas dan ayam jago peliharaan adek shandi jadi menu 2 hari pertama di Jogja. Sampai kapanpun tidak akan ada yang melebihi kelezatan masakan mama. Ah..andai saja anakmu ini telah kaya, tentu minggu ini sudah bisa terbang pulang berkumpul lagi dibengkulu.

Untuk mama yang sekarang mungkin sedang mengajari shandi. Apakah mujair masih ada diatas meja ma? Ya. Terima kasih atas mujair pedas yang selalu ada setiap hari. Liburan selanjutnya akan kita isi dengan hal yang sama menyenangkannya dengan liburan kemarin. Ma..ketergantunganku atasmu bertambah setelah liburan singkat kemaren. Setiap tidur, bertambah sedihlah anakmu ini. Tidak ada lagi tangan berbau bumbu dapur yang mengelus kepala disaat letih, yang menggenggam tangan ketika suara petir, yang menarik selimut ketika malam berbalut hujan, dan yang memberikan pelukan ketika manja ini memuncak. Tidak ada juga jadwal menemani mama belanja keperluan masak, aksesoris, macam pakaian sampai mencoba banyak hal disalon. Dan kembali lagi.. Biarlah tika simpan dan tika hanya akan sampaikan pada mama, tentang cinta, cita cita dan semua rahasia. Tika masih ingat nasihat mama, tidak mengeluh kepada orang lain, jaga kesehatan, dan jangan pelit uang untuk makan. Dan terima kasih telah mengajari tika bagaimana caranya memasak.

Untuk ayah yang sekarang ada ditengah hutan. Banyak nyamukkah disana yah? Sms dari ayah datang lebih dari 3 kali sehari.. melebihi kekhawatiran seorang kepada kekasihnya. Ayah ternyata masih seperti 2 tahun lalu. Tika ingat cerita mama, betapa emosimu tersulut jika tika terlambat membalas sms atau tidak menjawab telponmu. Hampir tiap saat rasanya Ayah ingin membanting hp karena ayah pikir hp ayah yang bermasalah. Dan senangnya anakmu ini mendapat sms tentang bagaimana ayah sangat menikmati waktu beribadah, walaupun hanya sendiri dimasjid. Parsel favorit lebaran tika adalah parsel yang dikirimkan dari salah satu perusahaan dibengkulu untuk pengurus masjid, atas nama Ayah. Bangga rasanya menjadi anak ayah. Tak tahanlah tika ketika air mata lelaki hebat seperti ayah jatuh karena anak perempuannya pergi. SMS, telpon, melebihi sms langganan. Aku masih ingat nasihat ayah. Sholat di awal waktu, rajin mengaji, mandi sore dan jangan memaksakan diri dalam belajar. Dan terima kasih telah mengajari tika belajar mengendarai mobil.

Untuk Shandi dan Awan.

Belajarlah sekuat kalian bisa belajar, jaga mama ayah. Jangan terlalu sering main ps. Liburan depan kita keluar nonton dan makan lagi. Kalian adalah adik adik terbaik didunia. Yang selalu bisa membuat kakakmu ini tertawa. Hey.. janganlah dulu memikirkan anak gadis orang, tunggulah sampai kalian kuliah,hehe..

Komentar

Postingan Populer