Survival-Tak Ada Revisi Mimpi-

malam ini tika musfita akan sedikit mengoceh tentang "survival'.

iya, sebuah kata yang mungkin bagi sebagian orang tak terlalu menarik. 1 kata itu sekarang benar benar merupakan hal yang sangat menarik bagiku saat ini.

bertahan hidup.
Bagi orang orang yang saat ini sedang berada didalam bed covernya yang hangat dengan temperatur AC 17derajat, dengan guling yang empuk dan lampu tidur yang remang. Bertahan hidup sepertinya hal yang terlalu jauh dari kenyataan mereka. Atau bagi orang yang saat ini tengah memasukan vodka disebuah bar penuh musik DJ dan lampu barr juga tak akan mudeng kalo ditanya tentang bertahan hidup.Atau mungkin bagi seorang anak manja yang saat ini sedang menarik rambut sang baby sister hanya gara gara dipipinya barusan ketusuk mulut nyamuk.Malah tak mengerti apa itu bertahan hidup.

bertahan hidup.
Sebuah frase yang saya sendiri tidak yakin definisi Ejaan Yang Disempurnakannya.
Atau barangkali itu merupakan sebuah ungkapan yang lugas?

Akhir akhir ini yang saya tahu tentang bertahan hidup adalanh betapa kuatnya orang orang yang ada dalam suasana perang.
Bertahan hidup dengan mortil disisi kanan dan kiri mereka.
Bertahan hidup dibawah tanah atau gundukan gundukan tanah kecil yang cukup untuk menutupi kepala
Bertahan hidup dengan tanpa air, lampu, makanan, obat-obatan, mainan, dan internet
Bertahan hidup dengan sebuah keyakinan dan timbunan mimpi tentang kapan perang akan berakhir.
Bertahan hidup dengan luka luka yang menganga akibat terkena pecahan bangunan dari bom yang dilempar oleh lawan.


Untuk sekedar mencoba tetap hidup dan bernafas saja mereka perlu strategi.Bertahan hidup terasa lebih murah dari sekedar kertas perdamaian yang kapanpun bisa dijadikan kertas gorengan.

Malam ini, satu hal lagi yang membuatku sangat terpukau. Tentang bagaimana sisi kehidupan yang lain untuk bertahan hidup.

Pernahkah membayangkan kalo kita adalah seorang pengidap kanker payudara, stroke mematikan, atau AIDS yang dianggap kutukan?

Berat bagi saya untuk menjawab iya. Sungguh, membayangkannya saja benar benar butuh kesadaran dan kekuatan.

Lantas, akhirnya saya berfikir.

Penderita penderita penyakit mematikan-yang divonis tak bisa dismbuhkan-atau yang lebih parah lagi waktu hidupnya tinggal sedikit lagi.
Mereka adalah orang orang yang hebat-yang dianggap Allah mampu untuk bertahan hidup. Bertahan hidup dengan penyakitnya. Bertahan hidup dengan vonisnya. Bertahan hidup dengan sakitnya. Bertahan hidup dengan ketakutannya. Bertahan hidup dengan harapannya. Bertahan hidup dengan sabarnya.
Yaaa..saya baru sadar. Ternyata Nikmat sehat itu kalah berharga dengan nikmat sabar.

Sekarang. Saya mulai berkaca dengan kehidupan saya. Saya bukan korban perang yang harus bertahan hidup dimana nyawa tak ada harganya. Saya juga bukan seorang penderita penyakit mematikan yang sedang menahan sakit yang amat sangat yang menetap di badan saya. Lantas, bagaimana mungkin saya bisa bisanya tak bisa bertahan hidup dengan semua target mimpi saya. Subhanallah..sekarang saya sadar, kalo saya punya area sendiri dalam bertahan hidup.

Saya harus bertahan hidup ditengah kedamaian menjadi mahasiswa yang tiap bulannya dapat kiriman dari orang tua. Saya juga harus bertahan hidup ditengah kemudahan saya dalam menjalani hobbi dan kesenangan saya. Saya juga harus bertahan hidup dalam fisik terrsehat yang saya punya. saya juga harus bertahan hidup ditengah kemudahan saya memilih menu makanan yang saya mau.

Betapa banyak kemudahan yang Allah bonuskan ke saya.

dan apakah saya sudah mampu bertahan diatas keleha lehaan ini?tentu saya tak berharap untuk dapat merasakan suasana perang atau mendertita sakit mematikan. Tapi saya harus bisa bertahan dengan penyakit malas saya yang sangat mematikan,penyakit menunda pekerjaan, penyakit tak bisa mengatur waktu, penyakit tak bisa mengeksporasi diri. IYA..dan perang saya melawan target hidup, perang saya terhadap penyakit saya sendiri.


Disini, saya baru sadar.
Pertahanan hidup saya sangat rapuh bila dibandingkan orang yang tengah bertahan hidup dalam perang dan penyakitnya. Semoga Allah memberikan kedamaian dihati mereka.

Saya hanya mampu berkata malu.
Saya juga akan bertahan hidup sperti kalian.
Dan saya harus bisa lebih dari kalian.
Tentang mimpi saya untuk dianggap sebagai orang Indonesia yang berperan penting di Palestina. Iya, saya akan tetap bertahan hidup untuk mimpi saya yang satu ini. Tak akan pernah ada revisi mimpi. Mimpi yang sudah kuilhami sejauh saya mengingat ini dan jauh sebelum orang orang tahu. Akan tetap menjadi mimpi besar seorang Tika musfita. Walaupun saya saat ini takut darah, takut gelap, takut perang. Tapi tetap tidak akan ada revisi mimpi. Tidak ada dan tidak akan pernah ada.

Wahai kalian yang sedang bertahan hidup dalam perang.
Dan kalian yang bertahan hidup dalam penyakit mematikan.
Aku juga akan bertahan hidup seperti kalian dan Tak ada Revisi Mimpi.

Komentar

  1. terhadap penyakit2 kita, tika.
    penyakit menunda2. penyakit berlupa2.
    terhadap rasa malas yang mematikan produktivitas kita.

    mari bertahan. kemudian melawan!

    BalasHapus
  2. tikaaa bagus, lo memang berbakaat aaaak :ngiri:
    hahahah

    BalasHapus
  3. di dunia pecinta alam... survival adalah cara bertahan hidup dalam kondisi yang mengkhawatirkan.... khususny saat berada di dalam hutan.....hehehe

    BalasHapus
  4. gembel plastik : hweheeheee..6 bulan setelah postingan ini adaa..sudah adakah perlawanan yang berhasil??:p

    Azka : masaa??ahh..:p yang punya lo juga keren..bener de :p

    kenshin: naahhh..yang itu juga hebat, mesti pnya skil khusus.. :) saya aja nggak sanggup sehari nggak mandi:p

    Ubay : Mr. beaaaaaaaan..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer