Mereka, sahabat sekaligus saudara saya.
Shinta,
Namanya berubah menjadi Depe, tapi saya baru sadar, sosoknya
persis dengan Melanie Ricardo.
Awal
perjumpaan kami sangat payah, penuh intrik dan konflik!
Saya, yang
awalnya memilih untuk melanjutkan SMP ditengah hutan, diantara kerbau dan babi
berkeliaran, tiba-tiba merengek minta masuk SMP 1-kataorangpalingtop- setelah
kecanduan nonton Sinetron yang liriknya: “bagaikan langit, disore hari,
berwarna biru, sebiru hatiku..”. Sinetron tentang anak mahasiswa kedokteran
yang rajin. Eh, sialnya, yang sekarang jadi dokter malah Shinta,haha.
Datang
dari SD biasa-biasa saja, membuat saya cukup rendah hati. Bekal senyum,
semangat, dan datang pagi. Masa MOS menjadi awal perjumpaan saya dengan ratu
ular berjidat lebar, Shinta! Benar kata Indah(oknum pengkhianat rambut kiting),
bahwa Shinta berwujud antagonis, dan itulah alasan,nantinya, ketika ada tugas
drama, dia menjadi bawang merah, sedang saya menjadi bawang putih(baju kebaya saya
pinjam dari nenek untuk pentas ini). Perempuan berwajah jahat itu datang ketika
saya masih sendirian di ruangan kelas. Saya orang yang pertama datang hari itu (sifat
rajin ini berangsur menghilang dan benar-benar hilang sekarang). Menunggu kelas
MOS dimulai sembari membaca puisi yang mejadi tugas MOS hari ini, Shinta,
dengan suara serak-serak sinis,setengah berteriak, “Loh, kok puisinya sama!!
Puisi Aceh!!”. Saya jawab : “Iya, saya ambil di Bobo, yaudah, aku ganti puisi
aja..” Jawab saya mengalah :p Kalian lihat saudara? Betapa jodohnya kami. Dari
ribuan majalah, kenapa majalah bobo. Dari ribuan puisi, kenapa puisi Aceh, dari
pencipta yang sama. Dari sekian banyak orang tua, kenapa pula orang tua kami
ternyata berteman sejak lama! Awalnya, dia bukan sahabat idaman saya, karena
dia liar, jahanam. Hahaa.. Tapi siapa yang menyangka bahwa dialah sahabat saya,
sampai sekarang, dan selama-lamanya. Atau, siapa yang menyangka, kesehatan saya
dijamin gratis karena sekarang dia seorang dokter (Shin, terima askes
kan?haha..)
Indah,
Si Butet yang gemar berhitung.
Awal
perjumpaan kami unik, penuh magis, dan saling pelit.
Saat itu,
saya dan shinta sudah sangat akrab-entah kenapa-. Takdir juga yang akhirnya
membuat kami tetap berada dalam satu kelas. Dan satu meja. Saat itu, kami
banyak tertawa, dari menertawakan jidat seorang guru-yang pada akhirnya menjadi
guru agama favorit kami, dan saya akhirnya menyadari bahwa menertwakan pak guru
dengan jidatnya juga otomatis menertawakan jidat shinta!). Suasana kelas mulai
terasa mencekam ketika waktu berdiskusi dan tanya jawab dikelas. Seorang butet
dengan rambutnya yang kibo mengangkat tangan sangat tinggi. Dengan penuh
semangat dia menjawab pertanyaan dari Guru. Saya tercengang, shinta menganga
dan jidatnya menciut. Siapa gerangan perempuan dengan permen jahe yang menempel
seumur hidup diwajah yang berteriak lantang dari sudut kelas? Yang saya tahu,
dia adalah seorang paskibraka. Calon kuat ketua Senat di sekolah, sosok garang,
cucu dari nagabonar. Dan saya hapal nama marganya, Simangunson. Tapi, saya
tidak menyangka bahwa dia bisa menjadi ancaman di kelas. Wah, Indah mencuri
perhatian kami. Sosok gadis sumatra utara yang sangat kuat, preman, dan
menakutkan. Sayang, belum genap seminggu kami menyemat beberapa sebutan
mengerikan untuknya, kami sudah harus melupakan Indah, sang preman sumatra
utara, dengan codet diwajah, dan tubuh
perkasa. Hanya karena pelajaran paling
menyenangkan bagi saya, Shinta dan Nisa : Pelajaran Olahraga, Lari. Ya, saya selalu juara pertama, disusul Shinta
dan Nisa yang bergantian di posisi dua dan tiga :D Dengan semangat membayangkan
traktiran bakso dari guru olahraga, saya, Nisa, dan Shinta mempersiapkan fisik
terbaik, pemanasan terbaik, dan taktik terbaik. Dan Yup! Kami kembali menang,
juara 1, 2 dan 3 :D Tiba-tiba, hampir satu jam setelah kami melewati garis
finish di lapangan voli, seorang Indah-perempuan
yang kami sangka hebat- terkapar dan jatuh kepangkuan saya karena keletihan berlari.
Sejak itulah kami tahu, bahwa mukanya yang kuat, tak sekuat kakinya :p
Niesa,selanjutnya
disebut Nisa.
Awal
perjumpaan kami gelap, kurus,(eh, itu Nisa,hehe).
Yang saya
tahu, dia adalah satu dari dua orang yang bernama Annisa di kelas 7. Hey, dia
cepat dikenal, sosok perempuan mungil yang telah memiliki HP di umurnya yang
sangat belia-saat itu-. Disaat kami baru bisa membeli tamagochi, dia malah
sms-an, wah.. terlihat sangat trendi!
Disaat saya dan indah sibuk pulang dengan menyetop angkot, dan shinta naik
becak. Nisa pulang pergi dengan mobil APV, saat itu baru sedikit orang yang
memiliki mobil APV. Nisa, dengan segala yang dia miliki, harta terbaiknya
pastilah Mamanya, dan dengan sendirinya, menjadi mama kami berempat J Kalau ada yang paling
saya ingat tentang dia, salah satunya adalah kekecewaan kami, karena dia
memilih SMA yang berbeda dengan saya, Indah, dan Shinta. Apa lagi, sekolahnya
musuh bebuyutan sekolah kami, dan sekolahnya persis dibelakang sekolah kami. Saat
itu, kami berharap dia bahagia dengan alasan dan keputusannya memilih SMA yang
berbeda. Sayangnya, harapan kami pupus. Dan saya yakin, saat ini, saya, Indah,
dan Shinta masih menyimpan kutukan untuk lelaki paling jahat yang sudah
menyakiti hati Niesa. Kutukan paling menyakitkan : Hidup penuh dengan kutu! Aamiiiin...
Hey, Niesa
memang sangat Manis, dan ternyata, rekor menikah muda akan di sematkan
untuknya. Menikah dengan Bule Turki yang tinggal di Jerman pula. Niesa, apapun
yang terjadi, jangan pernah si Bulemu bilang, “Bochooor...bochoooor...” ala
iklan cat dinding :p sangat menggelikan.
Fakta
Persahabatan:
1.
Shinta dan saya punya ambisi yang sama, suka duduk paling depan, alasan paling
logis, karena kami suka belajar. Alasan yang dibuat-buat, kami “pekak”.
2. Berbeda halnya ketika menjadi teman sebangku
Indah, akibat kemalasan akut, kami mendapatkan sisa tempat duduk paling sudut
dan paling belakang ketika SMA kelas 3 karena rebutan bangku dilakukan dengan
sistem : Siapa yang datang duluan, berhak memilih tmpat duduk yang diinginkan!
Hancur sudah rasanya masa depan kami, tapi akhirnya kami sadar, tempat duduk
inilah yang tepat untuk kami, gampang nyontek, gampang ngepek, gampang
tertidur, dan jauh dari jangkauan keganasan Nek Ma.
3. Shinta
pernah melakukan kekerasan fisik kepada seorang teman yang lembut selembut
barbie. Sadis, dengan murka, dia menduduk-duduki paha teman semejanya yang
sangat kesakitan. Dan karena insiden itu, saya terpilih menjadi korban
berikutnya, menjadi teman duduknya, untungnya, saya masih hidup sampai
sekarang.
4. Setiap
berkunjung kerumah Indah, dan memanggil-manggil indah dari luar pagarnya, yang
menjawab, selalu Delon, anjing peliharaan indah.
Saya,
Shinta, Nisa : “ Indah.. Indah...”
Delon : Gukk...
Guukk...
Saya,
Shinta, Nisa : “ Indah.. Indah...”
Delon : Gukk...
Guukk...
Lagi-lagi
Delon menjawab.
Saya,
Shinta, Nisa : “Anjing..
Anjiiing....”
Indah
tiba-tiba nongol dari pintu.
Indah : Oy..
masuk oy...
Saya,
Shinta, Nisa belum yakin, jangan-jangan itu Delon lagi.
Saya,
Shinta, Nisa : “Anjing..
Anjiiing....”
Indah :
Masuklaaaaaaah!!!!
Saya,
Shinta, dan Nisa buru-buru masuk.
5. Setiap
nonton dirumah Indah, selalu berakhir dengan beberapa kejadian mengerikan,
gempa, gempa, gempa, hingga akhirnya, kami memutuskan untuk menentukan rumah
lain ketika menonton film, dan rumah Shinta selalu menjadi pilihan terbaik,
dengan mie, dan kadang-kadang durian. :3
6. Saat
les di Pragmatis, Niesa menggunakan lotion untuk menarik perhatian seorang
pemuda anak SMP 2, entahlah itu lotion pemutih atau apa, yang jelas, tangan
Nisa menjadi sangat licin seperti ada sabunnya :p
7. Indah adalah
orang yang menggambarkan simbol geng anak genteng, ilustrasi gambarnya adalah :
buat beberapa genteng, dan tiap genteng diisi dengan kepala, yang menandakan
kepala-kepala anak geng genteng.
8. Saya
juara makan durian ketika kompetisi makan durian di rumah Shinta, dan saya
menang dengan satu butir lebih banyak dari Shinta, besoknya bau durian masih
menempel dimulut kami, dan kami puasa bicara selama seharian.
9. Shinta
pecinta bengkoang. Dan saya sangat tidak suka bengkoang -_-
10. Saya
pernah meminjam jilbab Shinta untuk pergi menghadiri ceramah Aa’ Gym, dan
besoknya, saya dapat kabar Shinta dan Nisa berlari mengikuti arak-arak mobil Aa’
Gym dan berterikan kesurupan saking senangnya bertemu Aa’ Gym. Syukurlah
kejadiaan naas itu tidak melibatkan saya. Kamipun pernah menghadiri ceramah
Ustadz Arifin, sayangnya, ketika kami tiba dilokasi, acara baru saja bubar, dan
kami nangis sesegukan karena menyesal tidak bisa mendengar ceramah beliau.
11. Saya
dan Shinta pernah sangat panik ketika naik mobil kompong menuju rumah Indah,
dan kami berteriak kebingungan untuk meminta pak supir menghentikan angkotnya
yang dasyat itu.
12. Indah
satu-satunya yang pintar memainkan alat musik, salah satunya keyboard. Sedang
saya dan Shinta? Main pionika saja tidak lulus-lulus.
13. Walaupun
Niesa berada di SMA musuh, kami tetap bersahabat baik. Faktanya, banyak
persahabatan rusak karena terjerumus doktrin “SMA 5 dan SMA 2 harus bermusuhan”
14. Saya,
Indah dan Shinta pernah mengikuti lomba debat di SMA 2. Sial, ada teman SMP 1
kami dulu yang berubah menjadi sangat kejam, dengan kasarnya, ketika kami
bertiga berjalan melewatinya, dia bernyanyi, “tut tut turut.. turuut..
tutut..tutut..tutut.. tutuut tutuup.. turururut! (lagu dono kasino indro
warkob).
15. Niesa,
pemilik mata dan kelopak mata paling indah. Sedang Indah simangungsong, pemilik
bulu mata paling Indah dan panjang. Sedang Shinta, pemilik bol mata paling
besar :p
16. Shinta
terobsesi menjadi Dian Sastrowardoyo, sedang saya, Tamara Blezinsky.
17. Indah,
pemilik tertawa paling aneh, tertawanya besar dan putus-putus, Niesa, pemilik
tertawa yang selalu tertawa dengan tangan dan kaki yang mengangkat kemana-mana,
persis kesurupan. Shinta, pemilik tertawa paling mengerikan, persis orang
ngedem.
18. Shinta
pernah menangis dengan tangisan yang menyayat-nyayat hati ketika dia merasakah
badannya mulai menunjukkan tanda-tanda cacar. Sungguh memalukan! Mengingat
sekarang dia seorang dokter.
19.
Kalaulah ada yang menyangka Indah paling tomboy. Maka, sesungguhnya Nisa lah
yang gaya berjalannya sangat tomboi.
20. Ulang
tahun yang paling saya ingat adalah ketika mereka dan Mama Niesa menyiapkan kue
ulang tahun dan makanan burung puyuh. Sejak itu saya suka burung puyuh.
21. Kami
pernah kehabisan uang untuk ulang tahun Niesa, akhirnya, kami hanya mampu membeli
martabak mini untuknya. Dengan lilin mati lampu untuk tanda make a wishnya.
22.Persahatan
Kami saling berhubungan, berbelit, tepatnya terbelit hutang. Satu sama lain
memiliki hutang dan piutang,dan itulah yang membuat kami saling dekat, saling
erat. Semakin sering merapat, semakin besar pula hutang piutang yang kami buat.
Terlalu
banyak hal yang pernah kita lakukan bersama-sama. Saya tidak akan pernah
mendapatkan persahabatan sesempurna ini, sesempurna kalian. J Tulisan ini akan terus
saya up-date, ketika saya mulai mengingat beberapa potong kekonyolan kita
dimasa dulu.
hahhaha. ngakak! jadi kangen delon yg sabar nyautin kito kalo manggil indah. hahaha. *loh
BalasHapusVery funny....!! Jadi kebayang indahnya masa2 SMP dan SMA....
BalasHapus