Semester 3
Semester tiga.
Masih asing dan terdengar seperti sebuah pertanda bahwa aku telah berhasil melewatkan 2 semester di Sastra Asia Barat UGM. Sayang, ilmu yang kudapatkan sepertinya baru seminggu. Masih sangat dangkal, sangat dangkal. Bukan salah rancangan pembelajarannya atau dosennya. Semuanya sudah seimbang, sesuai dengan kadarnya. Kalau saja aku tetap berjalan diatas relnya. Berada dijalur yang sebenarnya. Tapi ternyata tidak semua yang kita rencanakan bisa berjalan. Banyak hal yang ingin kuperoleh selama hampir satu tahun ini, tapi ternyata banyak yang belum bisa terealisasikan. Tapi tak maslah, karena ada lebih banyak hal yang tidak pernah aku rencanakan sebelumnya, malah kudapatkan.
Mencari hikmah. Hanya itu yang coba aku ambil. Bukankah itu lebih baik daripada terus menerus menyesali keadaan dan malah mengutuki diri sendiri, terlebih lebih mengutuki orang lain. Intinya, ini jalan menuju kedewasaan, menjadi lebih matang, dan menjadi pribadi yang lebih baik. Aku mencintai ilmu pendidikan, aku bahagia mendapatkan IP tinggi, tapi itu bukan berarti nilai diatas segala galanya. Masih banyak hal yang bisa aku gantikan untuk sedikit mengobati nilai yang sepertinya cukup hancur di semester ini.
Semuanya sudah ada jalannya. Daun yang jatuh saja sudah dituliskan peristiwanya, apalagi kegagalan ujian akademikku dan juga ujian kehidupanku. Sedikit banyak aku merasakan perubahan dasyat, perubahan untuk menjadi sosok yang harus sesuai dengan status baligh, status anak pertama, status mahasiswa, dan status hamba.
Melihat perkembangan akademikku. Ku akui sangat menurun. Semester pertama kumulai dengan penuh semangat, haus ilmu, dan mencintai tulisan hijaiyyah yang susah kubaca dan kutulis. Semester pertama dengan membaca teks seperti membaca al qur’an, tersendat sendat. Tapi aku menghargai usaha dan juga hasilnya, Alhasil, IP ku cukup untuk membuatku tenang pulang ke rumah. Berbeda dengan semester ini, telat sudah lumrah, bolos pun sering, TER-tidur dalam kelas, tugas tugas yang cukup terlantar, dan rasa malas yang luar biasa. Banyak penyebabnya, lagi lagi aku tak ingin menjual cerita, basi, setiap orang pasti punya masalah. Mungkin semester ini adalah masa dimana Allah mengujiku untuk bisa bertahan dalam rentetan ujian menjadi anak rantauan dan juga anak perempuan. Bukan kecewa, karena memang tidak ada gunanya.
Perkembangan organisasiku. Kuakui cukup bervariasi. Dimana aku mulai kembali merasakan semangat dan indahnya sibuk dalam sebuah acara. Semester satu aku benar benar kering pengalaman, koma dalam kontribusi, dan buta tentang acara acara dikampus dan semester 2 ini aku merasakan pemanasan yang cukup untuk benar benar berkontribusi. Semester 2 ini bukan hanya melihat seperti di semester satu, tapi juga memperhatikan. Memperhatikan setiap akibat dari sebab. Yah, semester 2 kuanggap pemanasan, Dan pemanasan ini benar benar membuatku ingin segera benar benar melakukan sesuatu. Ku tampung dan kutahan semuanya untuk semester 3.
Akademik. Tidak boleh dicampur adukkan dengan masalah pribadi. Yang kutahu. Akademik ini investasi masa depanku. Maka, aku tahu betapa ruginya aku ketika harus menggadaikan masa depanku. Aku telah membuat draft untuk memperbaiki akademikku yang sangat berantakan. Dimulai dari kemaren, aku telah kembali menghapal 30 mufradhat perhari. Menulis dan menerjemahkan minimal 3 surat pendek /teks perhari. Untuk liburan pun aku telah siap mengikuti privat. Ini konsekuensi dari seorang yang gagal menata dan membagi hatinya. Maka, kali ini jangan sampai gagal lagi.
Organisasi. Betapa aku tak ingin gagal lagi untuk masuk GC (Gama Cendikia) dan FLP (Forum Lingkar Pena). 2 impian yang tertunda karena apatisme dan hedonismeku disemester satu. Kulewatkan kesempatan menjadi bagian dari GC dan FLP hanya untuk bersenang senang. Nanti, semester nanti, GC dan FLP merupakan sks yang akan aku berikan jatah khusus. Karena mereka yang akan membuat waktu luangku selama kuliah menjadi berkualitas. Aku juga akan kembali aktif dalam GMCO (Gama Musik Chamber Orchestra) lagi, yihaaa..2 bulan berusaha serius privat biola cukup sedikit memberikan perubahan padaku. Alhamdulillah biola baru membuat semangat baru. “secret garden”, “lagu untuk mama”, “minuet 3 j.s. bach” sudah kuhapal.*sebenernya jangan dihapal, tapi karena masih kesulitan membaca not balok, maka kuputuskan menggunakan metode menghapal untuk sementara. Untuk Saman? Ratoeh duk maksudnya ( ini nama yang sebenarnya). Ya..Semester 3 akan ada sensasi baru di Saman Imaba yang telah berubah nama menjadi “Ratoeh duk dan Liqo’ pulo”. Ini salah satu caraku meneruskan kebudayaan. Lewat tari ratoeh duk (yang lebih dikenal dengan saman). Sensasi itu akan datang karena akan ada adek adek angkatan. Hmm..semakin banyak peminatnya, maka semakin seru narinya.
Untuk TPA Az-zahra. Yang telah ku klaim sebagai komunitas terbaikku disini. Dimana keceriaan, kepolosan, dan semangat adek adek TPA Az-zahra. Tentang Kelompok Aisyah yang paling senang “Cerdas Cermat Agama”, kelompok Ali yang lebih senang sepedaan dan menggambar, Kelompok Fatimah yang kerjaannya lari lari dalam masjid, Kelompok Khadijah yang selalu ingin mendengarkan cerita dan nonton film, Kelompok Ustman yang terlihat sibuk menghapal bacaan sholat dan kelompok Umar yang selalu datang lebih awal untuk bermain bola. Semuanya menyenangkan, tentang gesya lucu yang minta diantar kerumah tiap pulang ngaji, kiffah yang minta digendong, dan semua anak aisyah yang selalu menyantroni kos kostan ku padahal hari itu bukan giliranku mengajar. Sunggu, mereka semua adik adikku. Mereka saudaraku, mereka keluargaku, dan mereka tempat dimana aku bisa mencharger semangat dan menuntaskan semuanya. Untuk El-latifa, yah..aku akan lebih serius lagi. Kali ini dengan konsep yang berbeda, Nasyidnya akan ada 3 bahasa, Arab, Indonesia, Inggris. Terdengar cukup baik. Karena sama sekali tak ada harapan untukku menyanyikan lagu arab. Hehe..aku sadar dengan genre ku. PSDM imaba. Bersiap siap untuk seminar nasional. Yah..harus berusaha sebisaku. Dan untuk KMIB (Keluarga Muslim Ilmu Budaya). Sepertinya aku harus mendaftar ulang lagi. Karena belum pernah ada satu tindakanpun yang aku lakukan untuk KMIB.
Setelah semester 2 ini. tidak ada lagi kata Begadang, tidak ada kata terlambat, tidak ada kata bolos kuliah, tidak ada kata naik berat badan lagi. Hehee..
Semester 3. Apapun hasil akademikku disemester 2. Aku akan berusaha untuk tidak membuat semangat dan rencanaku melemah. Semester 3, dengan usia 18, tetap dengan kamar kost 15 Mahendra Bayu . tetap akan dianggap kembarannya Melyn .
Semester 3. Aku akan mendatangimu secepatku.
Mendengarkan Bond-Explosive, kipas angin, dan ingin pulang :p
25/6/2010
08:05 PM
Masih asing dan terdengar seperti sebuah pertanda bahwa aku telah berhasil melewatkan 2 semester di Sastra Asia Barat UGM. Sayang, ilmu yang kudapatkan sepertinya baru seminggu. Masih sangat dangkal, sangat dangkal. Bukan salah rancangan pembelajarannya atau dosennya. Semuanya sudah seimbang, sesuai dengan kadarnya. Kalau saja aku tetap berjalan diatas relnya. Berada dijalur yang sebenarnya. Tapi ternyata tidak semua yang kita rencanakan bisa berjalan. Banyak hal yang ingin kuperoleh selama hampir satu tahun ini, tapi ternyata banyak yang belum bisa terealisasikan. Tapi tak maslah, karena ada lebih banyak hal yang tidak pernah aku rencanakan sebelumnya, malah kudapatkan.
Mencari hikmah. Hanya itu yang coba aku ambil. Bukankah itu lebih baik daripada terus menerus menyesali keadaan dan malah mengutuki diri sendiri, terlebih lebih mengutuki orang lain. Intinya, ini jalan menuju kedewasaan, menjadi lebih matang, dan menjadi pribadi yang lebih baik. Aku mencintai ilmu pendidikan, aku bahagia mendapatkan IP tinggi, tapi itu bukan berarti nilai diatas segala galanya. Masih banyak hal yang bisa aku gantikan untuk sedikit mengobati nilai yang sepertinya cukup hancur di semester ini.
Semuanya sudah ada jalannya. Daun yang jatuh saja sudah dituliskan peristiwanya, apalagi kegagalan ujian akademikku dan juga ujian kehidupanku. Sedikit banyak aku merasakan perubahan dasyat, perubahan untuk menjadi sosok yang harus sesuai dengan status baligh, status anak pertama, status mahasiswa, dan status hamba.
Melihat perkembangan akademikku. Ku akui sangat menurun. Semester pertama kumulai dengan penuh semangat, haus ilmu, dan mencintai tulisan hijaiyyah yang susah kubaca dan kutulis. Semester pertama dengan membaca teks seperti membaca al qur’an, tersendat sendat. Tapi aku menghargai usaha dan juga hasilnya, Alhasil, IP ku cukup untuk membuatku tenang pulang ke rumah. Berbeda dengan semester ini, telat sudah lumrah, bolos pun sering, TER-tidur dalam kelas, tugas tugas yang cukup terlantar, dan rasa malas yang luar biasa. Banyak penyebabnya, lagi lagi aku tak ingin menjual cerita, basi, setiap orang pasti punya masalah. Mungkin semester ini adalah masa dimana Allah mengujiku untuk bisa bertahan dalam rentetan ujian menjadi anak rantauan dan juga anak perempuan. Bukan kecewa, karena memang tidak ada gunanya.
Perkembangan organisasiku. Kuakui cukup bervariasi. Dimana aku mulai kembali merasakan semangat dan indahnya sibuk dalam sebuah acara. Semester satu aku benar benar kering pengalaman, koma dalam kontribusi, dan buta tentang acara acara dikampus dan semester 2 ini aku merasakan pemanasan yang cukup untuk benar benar berkontribusi. Semester 2 ini bukan hanya melihat seperti di semester satu, tapi juga memperhatikan. Memperhatikan setiap akibat dari sebab. Yah, semester 2 kuanggap pemanasan, Dan pemanasan ini benar benar membuatku ingin segera benar benar melakukan sesuatu. Ku tampung dan kutahan semuanya untuk semester 3.
Akademik. Tidak boleh dicampur adukkan dengan masalah pribadi. Yang kutahu. Akademik ini investasi masa depanku. Maka, aku tahu betapa ruginya aku ketika harus menggadaikan masa depanku. Aku telah membuat draft untuk memperbaiki akademikku yang sangat berantakan. Dimulai dari kemaren, aku telah kembali menghapal 30 mufradhat perhari. Menulis dan menerjemahkan minimal 3 surat pendek /teks perhari. Untuk liburan pun aku telah siap mengikuti privat. Ini konsekuensi dari seorang yang gagal menata dan membagi hatinya. Maka, kali ini jangan sampai gagal lagi.
Organisasi. Betapa aku tak ingin gagal lagi untuk masuk GC (Gama Cendikia) dan FLP (Forum Lingkar Pena). 2 impian yang tertunda karena apatisme dan hedonismeku disemester satu. Kulewatkan kesempatan menjadi bagian dari GC dan FLP hanya untuk bersenang senang. Nanti, semester nanti, GC dan FLP merupakan sks yang akan aku berikan jatah khusus. Karena mereka yang akan membuat waktu luangku selama kuliah menjadi berkualitas. Aku juga akan kembali aktif dalam GMCO (Gama Musik Chamber Orchestra) lagi, yihaaa..2 bulan berusaha serius privat biola cukup sedikit memberikan perubahan padaku. Alhamdulillah biola baru membuat semangat baru. “secret garden”, “lagu untuk mama”, “minuet 3 j.s. bach” sudah kuhapal.*sebenernya jangan dihapal, tapi karena masih kesulitan membaca not balok, maka kuputuskan menggunakan metode menghapal untuk sementara. Untuk Saman? Ratoeh duk maksudnya ( ini nama yang sebenarnya). Ya..Semester 3 akan ada sensasi baru di Saman Imaba yang telah berubah nama menjadi “Ratoeh duk dan Liqo’ pulo”. Ini salah satu caraku meneruskan kebudayaan. Lewat tari ratoeh duk (yang lebih dikenal dengan saman). Sensasi itu akan datang karena akan ada adek adek angkatan. Hmm..semakin banyak peminatnya, maka semakin seru narinya.
Untuk TPA Az-zahra. Yang telah ku klaim sebagai komunitas terbaikku disini. Dimana keceriaan, kepolosan, dan semangat adek adek TPA Az-zahra. Tentang Kelompok Aisyah yang paling senang “Cerdas Cermat Agama”, kelompok Ali yang lebih senang sepedaan dan menggambar, Kelompok Fatimah yang kerjaannya lari lari dalam masjid, Kelompok Khadijah yang selalu ingin mendengarkan cerita dan nonton film, Kelompok Ustman yang terlihat sibuk menghapal bacaan sholat dan kelompok Umar yang selalu datang lebih awal untuk bermain bola. Semuanya menyenangkan, tentang gesya lucu yang minta diantar kerumah tiap pulang ngaji, kiffah yang minta digendong, dan semua anak aisyah yang selalu menyantroni kos kostan ku padahal hari itu bukan giliranku mengajar. Sunggu, mereka semua adik adikku. Mereka saudaraku, mereka keluargaku, dan mereka tempat dimana aku bisa mencharger semangat dan menuntaskan semuanya. Untuk El-latifa, yah..aku akan lebih serius lagi. Kali ini dengan konsep yang berbeda, Nasyidnya akan ada 3 bahasa, Arab, Indonesia, Inggris. Terdengar cukup baik. Karena sama sekali tak ada harapan untukku menyanyikan lagu arab. Hehe..aku sadar dengan genre ku. PSDM imaba. Bersiap siap untuk seminar nasional. Yah..harus berusaha sebisaku. Dan untuk KMIB (Keluarga Muslim Ilmu Budaya). Sepertinya aku harus mendaftar ulang lagi. Karena belum pernah ada satu tindakanpun yang aku lakukan untuk KMIB.
Setelah semester 2 ini. tidak ada lagi kata Begadang, tidak ada kata terlambat, tidak ada kata bolos kuliah, tidak ada kata naik berat badan lagi. Hehee..
Semester 3. Apapun hasil akademikku disemester 2. Aku akan berusaha untuk tidak membuat semangat dan rencanaku melemah. Semester 3, dengan usia 18, tetap dengan kamar kost 15 Mahendra Bayu . tetap akan dianggap kembarannya Melyn .
Semester 3. Aku akan mendatangimu secepatku.
Mendengarkan Bond-Explosive, kipas angin, dan ingin pulang :p
25/6/2010
08:05 PM
wa.. ini sudah jam 1.
BalasHapussial! aku begadang lagi. ahhaa..
semester 3??
*host silet mode on.
apakah melyn dan tika masih akan dianggap kembaran?
temukan jawabannya di semester tiga.
ahakahakk.. =p
good...setiap tindakan hrs selalu di evaluasi..
BalasHapusvisit my blog prof . .
BalasHapusho ho
http://tinta.6te.net/
BalasHapusadek angkatanmu ini juga semangat belajar ratoeh duekk,,, bahkan melebihi semangat belajar aku di kelas yang hanya 12%
BalasHapushuhuhuu